Senin, 12 Desember 2016

MAKALAH : PENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI MATERI JURNAL PENYESUAIAN PADA SISWA KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 3 BUKITTINGGI DENGAN METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING).





PENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA

DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI MATERI JURNAL
PENYESUAIAN PADA SISWA KELAS XI IPS 3 SMA

NEGERI 3 BUKITTINGGI DENGAN METODE

BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING).


Riry Mardiyan

Staf Pengajar di SMA 3

Abstract

The study was backed by the fact that most of the students learning difficulties the journal material Accounting adjustments. The difficulties are caused due to the lack of activeness of students in the learning process and its dominating role of the teacher in the learning process. Observations at this stage of pre cycle shows liveliness students more on criteria are as many as 12 people or 38% and low criteria as much as 10 people or 31%. Stages of research consists of the cycle I and cycle II, who preceded pre-qualifying cycle to determine deficiencies in accounting study material journal adjustments. Results in cycles I and II, the level of very high criteria may be increased, I cycle as much as 13 people or 41%, cycle II as many as 19 people, or 59% and no more students on low criteria. While the average student learning results ketuntasan on cycle I of 58,16% with students who finished 14 people and not completely 18 people. The success of an increase in cycle II student learning outcomes of 74,94% with students who complete 25 people and not finished 7 persons who completed with remedial programs. At the end of the research results obtained liveliness and student learning outcomes in learning accounting adjustment journal material increases with the method of playing the role (role playing).

Kata kunci: Keaktifan, hasil belajar, metode bermain peran (role playing)



PENDAHULUAN

Tercapainya kompetensi siswa dalam proses belajar mengajar merupakan tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Keberhasilan ini bisa dilihat dari dua indikator yaitu keaktifan siswa selama proses belajar mengajar dan hasil belajar yang didapat siswa pada akhir pembelajaran. Indikator keaktifan di antaranya siswa antusias dalam pembelajaran, menjawab pertanyaan yang diajukan guru, mengerjakan tugas yang diberikan guru, dan membuat hasil pekerjaannya di depan kelas. Sementara itu, hasil belajar siswa didapat dari tugas dan nilai ulangan hariannya.

Di kelas XI IPS 3 SMA Negeri 3 Bukittinggi terdapat permasalahan pada pembelajaran Akuntansi materi jurnal penyesuaian. Permasalahan pertama berkaitan dengan indikator keaktifan yaitu pada saat mengerjakan tugas yang diberikan guru, siswa masih menyalin hasil pekerjaan dari teman mereka yang lebih pintar, sehingga ketika guru mengajukan pertanyaan, mereka tidak mampu menjawab dan membuat hasil pekerjaannya di depan kelas. Sementara itu, permasalahan kedua berkaitan dengan hasil belajar siswa yang terlihat dari hasil pekerjaan tugas siswa yang belum maksimal.



152                                                                         PAKAR PENDIDIKAN. VOL. 10 NO. 2 JULI 2012 (151-162)



Permasalahan tersebut mengakibatkan kompetensi siswa dalam pembelajaran Akuntansi materi jurnal penyesuaian tidak tercapai. Dari pengamatan secara umum, terdapat dua faktor yang menyebabkan terjadinya permasalahan tersebut yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal dari dalam diri siswa yaitu adanya persepsi siswa bahwa materi jurnal penyesuaian terlalu sulit untuk dipahami, sehingga dalam pikiran mereka materi tersebut tidak akan dapat dikuasai. Sementara faktor eksternal berasal dari luar diri siswa yaitu metode pembelajaran yang digunakan guru tidak mampu merefleksikan suasana pembelajaran menyenangkan bagi siswa, sehingga proses pembelajaran berlangsung monoton dan membosankan.

Dampak dari kondisi tersebut adalah kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga guru lebih dominan. Tingkat keaktifan siswa lebih banyak pada kriteria sedang sebanyak 12 orang atau 38% dan kriteria rendah sebanyak 10 orang atau 31%. Kondisi ini membuat siswa tidak mampu memahami konsep jurnal penyesuaian dengan baik dan mengerjakan tugas sendiri, yang akhirnya berdampak pada tidak maksimalnya hasil belajar mereka.Untuk mengatasi kondisi tersebut, diperlukan suatu metode pembelajaran yang dapat membuat siswa senang dan tidak bosan dalam proses pembelajaran, sehingga siswa terlibat secara aktif dan dominan dalam proses pembelajaran

dan mampu memahami materi jurnal penyesuaian dengan baik. Salah satu metode pembelajaran yang diduga cocok untuk mengatasi kondisi tersebut adalah metode bermain peran (role playing). Karena permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi siswa dan melibatkannya secara luas.

Pada metode bermain peran (role playing), siswa dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran. Siswa akan memerankan suatu situasi yang berkaitan dengan materi yang dipelajari dan mereka akan berusaha mengatasi setiap kasus yang terjadi dari peran yang dimainkan, sehingga siswa bisa menemukan sendiri konsep dari materi yang mereka pelajari. Jadi, dengan metode ini siswa diharapkan mampu memahami konsep jurnal penyesuaian sesuai persepsi yang mereka temukan sendiri.

Belajar secara aktif berarti keterlibatan siswa dalam aktivitas pembelajaran sangat dominan. Keaktifan siswa selama proses belajar tergantung pada interaksi siswa dengan lingkungannya. Sebagaimana dikemukan T. Raka Joni dalam

Sudjana (2008:25), “Peristiwa belajar terjadi apabila subjek didik secara aktif berinteraksi dengan lingkungan belajar yang di atur oleh guru”. Jadi belajar adalah upaya menciptakan lingkungan agar siswa dapat memperoleh pengetahuan melalui keterlibatannya secara aktif dalam kegiatan belajar. Keaktifan siswa yang diamati dalam penelitian ini adalah



Peningkatan Keaktifan dan Hasil….(Riry Mardiyan) 153



keaktifan yang berhubungan dengan antusias mengikuti pembelajaran, pemanfaatan guru, proses pemahaman materi dan penyelesaian tugas secara individu atau kelompok.

Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa dari proses belajar yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Dalam penelitian ini akan dilihat pengaruh hasil belajar siswa dari kedua faktor tersebut, faktor internal yaitu sikap belajar siswa yang difokuskan pada keaktifan siswa dalam aktivitas belajar dan faktor eksternal dari metode pembelajaran yang digunakan guru dalam proses pembelajaran, sehingga dapat mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan.

Metode bermain peran adalah cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankan tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan. Metode bermain peran (role playing) lebih mengutamakan kepada pengalaman yang akan didapat siswa setelah proses belajar selesai. Sebagaimana pendapat

Sudjana (2001:134), “Dengan bermain peran ini diharapkan para peserta didik memperoleh pengalaman yang diperankan oleh pihak-pihak lain”. Pada metode ini siswa berperan sebagai pihak lain yang ada dunia nyata

sehingga mereka mendapatkan pengalaman dari perannya.

Metode bermain peran (role playing) dipilih dalam penelitian ini karena dalam metode ini siswa menjadi pusat perhatian dalam proses pembelajaran. Siswa terlibat langsung dalam peran yang dimainkannya dan mengembangkan kemampuannya dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Keterlibatan siswa secara langsung tersebut diharapakan dapat menjandikan siswa lebih aktif dalam aktivitas belajarnya dan hasil belajar siswa dapat mencapai standar kompetensi yang ditetapkan. Dengan mengunakan metode ini juga diharapkan tujuan akhir pembelajaran yang telah ditetapkan guru dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dapat tercapai.

METODE PENELITIAN

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada pembelajaran akuntansi materi jurnal penyesuaian di semester II tahun pelajaran 2011-2012. Alasan pemilihan waktu penelitian tersebut karena pada semester II diajarkan materi jurnal penyesuaian yang merupakan materi paling sulit dipahami siswa dibanding dengan materi lainnya dan waktu yang tersedia cukup banyak. Jadi peneliti beranggapan, dengan mengadakan penelitian pada waktu dan materi tersebut dapat membantu siswa dalam memahami materi lebih baik.



154                                                                         PAKAR PENDIDIKAN. VOL. 10 NO. 2 JULI 2012 (151-162)



Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 3 Bukittinggi Kelas XI IPS 3. Pada umumnya siswanya memiliki kemampuan akademik relatif sedang. Minat belajar terhadap kegiatan pembelajaran cukup baik. Jumlah siswa dalam kelas 32 orang, terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 25 siswa perempuan. Pemilihan tempat pada kelas XI IPS 3 dan siswanya sebagai subjek penelitian ini dipandang tepat karena karakteristik siswanya dapat mewakili dari apa yang akan diteliti dari penelitian tindakan kelas ini.

Penelitian tindakan kelas ini direncanakan akan dilaksanakan dalam 2 tahapan siklus yaitu Siklus I dan II, namun sebelumnya didahului dengan tahapan pra siklus untuk mengidentifikasi kekurangan dalam proses pembelajaran akuntansi materi jurnal penyesuaian. Sementara siklus II direncanakan jika kekurangan dalam siklus I belum teratasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam Penelitian tindakan kelas ini adalah: 1) Observasi atau pengamatan terhadap keaktifan dan pelaksanaan metode bermain peran (role playing), 2) Tes untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah mempelajari materi jurnal penyesuaian dengan menggunakan metode bermain peran (role playing), 3) Dokumentasi yang diperoleh dari hasil pengerjaan lembar kerja siswa, lembar observasi, catatan lapangan, hasil analisis tes jurnal penyesuaian, video dan foto selama proses pembelajaran.

Dalam penelitian kualitatif, instrumen penelitian yaitu: 1) peneliti sendiri yang melakukan perencanaan, melaksanakan tindakan, mengumpulkan data, menganalisis data, menafsirkan data, dan pada akhirnya melaporkan hasil penelitian; 2) lembar observasi yaitu observasi pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran (role playing) dan lembar observasi keaktifan siswa; 3) Tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa memahami materi jurnal penyesuaian, yang dilakukan pada akhir pembelajaran; 4) Dokumentasi berupa rencana pelaksanaan pembelajaran, skenario pembelajaran, lembar kerja siswa, skenario bermain peran, soal tes jurnal penyesuaian, analisis tes jurnal penyesuaian, video, dan foto-foto selama proses pembelajaran; 5) catatan lapangan untuk mencatat hal-hal yang terjadi di luar cakupan yang ada dalam lembar observasi, tapi berkaitan dengan yang diteliti.

Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data yaitu pemilihan data, penyederhanaan data, serta transformasi data kasar dari hasil catatan lapangan. Data yang dianalisis dalam penelitian ini terdiri data kualitatif dan data kuantitaif. Kedua data tersebut dianalisis secara berbeda. Data kualitatif didasarkan pada lembar pengamatan selama proses penelitian berlangsung berupa keaktifan siswa dalam aktivitas belajar. Sementara itu data kuantitatif diperoleh dari



Peningkatan Keaktifan dan Hasil….(Riry Mardiyan) 155



hasil tes yang dianalisis dengan menggunakan analisis statistik sederhana.

Indikator keberhasilan penelitian ini adalah keaktifan siswa dalam pembelajaran akuntansi pada materi jurnal penyesuaian meningkat dan mendapatkan ketuntasan hasil belajar sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan. Indikator keberhasilan hasil belajar siswa yaitu jika rata-rata ketuntasan hasil belajar siswa ≥ 67,00%. Sementara untuk keaktifan belajar siswa tidak ada lagi tingkat keaktifan siswa yang berada pada kriteria rendah. Jika kedua kondisi tersebut tercapai, maka dapat dikatakan tujuan penelitian ini telah tercapai dan penelitian telah bisa dihentikan. Adapun Hipotesis Tindakan dari penelitian ini adalah”Keaktifan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran akuntansi materi jurnal penyesuaian pada siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 3 Bukittinggi dapat meningkat dengan metode bermain peran (role playing)”.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dari tanggal 27 Januari 2012 sampai dengan 12 Maret 2012 di SMA Negeri 3 Bukittinggi Kelas XI IPS 3. Penelitian ini dilakukan terhadap keaktifan dan hasil belajar siswa pada proses pembelajaran akuntansi materi jurnal penyesuaian. Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahapan yaitu tahap pra siklus, siklus I, dan siklus II. Tahap Pra siklus

merupakan tahapan untuk mengidentifikasi kekurangan pada proses pembelajaran akuntansi materi jurnal penyesuaian yang berkaitan dengan keaktifan siswa. Setelah penelitian pada tahap pra siklus selesai, maka diperoleh hasil temuan kekurangan dalam proses pembelajaran.

Dari hasil temuan yang diperoleh pada tahap pra siklus tersebut, baru diambil tindakan untuk memperbaiki yang dilakukan dalam tahap siklus I. Hasil temuan pada siklus I dievaluasi dan diperoleh hasil bahwa kekurangan tersebut belum teratasi dan mencapai indikator keberhasilan. Untuk memperbaiki kekurangan yang masih terjadi pada tahap I diambil tindakan yang dilakukan dalam siklus II. Setelah dilakukan tindakan perbaikan pada siklus II diperoleh hasil bahwa kekurangan yang terjadi pada siklus I sudah dapat diatasi dan indikator keberhasilan tercapai dan penelitian ini dapat dihentikan pada siklus II.Hasil temuan penelitian dari tahap pra siklus, sikus I, dan siklus II akan diuraikan sebagai berikut:

Pra Siklus

Tujuan penelitian pra siklus adalah untuk mengidentifikasi kekurangan yang berkaitan dengan keaktifan siswa dalam pembelajaran akuntansi materi jurnal penyesuaian. Instrumen penelitian pada tahap pra siklus adalah lembaran pengamatan (observasi) yang berisikan indikator untuk mengukur tingkat keaktifan siswa dalam



156                                                                         PAKAR PENDIDIKAN. VOL. 10 NO. 2 JULI 2012 (151-162)



proses pembelajaran. Hasil penelitian pra siklus ini akan dijadikan dasar dalam menyusun rencana dan pelaksanaan perbaikan. Kekurangan yang terjadi dan tergambar dari hasil penelitian pra siklus ini rata-rata persentase indikator keaktifan hanya mencapai 39,71%

Tabel 1. Persentase Indikator Keaktifan Pra
Siklus

No
Indikator
Persentase



1
Antusias siswa dalam
81%

mengikuti pembelajaran




2
Pemahaman konsep dari materi
9%

yang dipelajari




3
Interaksi siswa dengan guru
14%



4
Penyelesaian tugas secara
51%

individual




5
Penyelesaian tugas secara
43%

berkelompok





Total Persentase Indikator
39,71%

Keaktifan





Hasil temuan pada tahap pra siklus diperoleh rata-rata persentase keaktifan siswa untuk semua indikator keaktifan yang diukur hanya 39,71%. Persentase terendah terdapat pada indikator pemahaman konsep materi yang dipelajari sebesar 9% dan interaksi siswa dengan guru sebesar 14%.

Berdasarkan rincian persentase indikator keaktifan di atas ditemukan kekurangan dalam proses pembelajaran akuntansi materi jurnal penyesuaian yang berkaitan dengan keaktifan siswa.

Hasil temuan pada tahapan pra siklus pada table 1 menunjukkan tingkat keaktifan siswa lebih banyak pada kriteria sedang dan

rendah. Tingkat keaktifan siswa pada kriteria rendah 12 orang atau sebesar 38% dan pada tingkat sedang 10 orang atau sebesar 31%. Sementara pada kriteria sangat tinggi hanya 4 orang atau 13% dan kriteria tinggi 6 orang atau 19%. Jadi perlu peningkatan pada keaktifan siswa agar siswa pada kriteria rendah tidak ada lagi, sesuai dengan indikator keberhasilan yang telah dirumuskan.


Sangat

13%
Tinggi
38%
19%
Tinggi



Sedang

31%
Rendah


Gambar  1.   Diagram   Persentase  Keaktifan

Siswa Pada Pra Siklus

Siklus I

Kekurangan pada tahap pra siklus kemudian dievaluasi dan dilakukan perencanaan untuk mengambil tindakan perbaikan. Dari hasil evaluasi didapat kesimpulan untuk mengatasi kekurangan tersebut perlu metode yang revelan dengan mengikutsertakan siswa secara aktif dan melibatkannya secara luas. Maka dipilihlah metode bermain peran, karena dalam metode ini siswa terlibat langsung melalui peran yang dimainkan.

Tahapan kegiatan pada siklus I adalah sebagai berikut: 1) Perencanaan dengan menyusun RPP, skenario pembelajaran dan



Peningkatan Keaktifan dan Hasil….(Riry Mardiyan) 157



skenario bermain peran, kelompok bermain peran dan kelompok pengamat, lembar kerja siswa dan soal tes; 2) Pelaksanaan tindakan dilakukan selama lima kali, pertemuan 1, 2, 3, dan 4 pada tanggal 10, 13, 17 dan 20 Februari 2012 dengan mengamati setiap indikator keaktifan dan pada pertemuan kelima dilaksanakan tes kemampuan pemahaman materi jurnal penyesuaian pada tanggal 24 Februari 2012; 3) Refleksi, pada tahap ini dilakukan evaluasi tindakan yang telah

Pada siklus I ditemukan hasil jumlah siswa pada kriteria keaktifan sangat tinggi dan tinggi meningkat. Pada kriteria sangat tinggi sebesar 41% atau sebanyak 13 orang dan kriteria tinggi 44% atau sebanyak 14 orang. Namun masih terdapat siswa pada tingkatan rendah sebanyak 2 orang atau 6%. Untuk memenuhi indikator keberhasilan dengan siswa pada kriteria rendah tidak ada lagi, maka masih diperlukan siklus II.



dilaksanakan pada siklus I dengan mengolah hasil pengamatan indikator keaktifan dan

6%

Sangat

Tinggi



menganalisis hasil tes kemampuan siswa.

9%                                              Tinggi
41%



Tabel
2.  Persentase   Indikator
Keaktifan
Siklus I









No
Indikator/Deskriptor
Persenta



se





1   Antusias siswa dalam mengikuti
95%


pembelajaran



44%

Sedang

Rendah



2
Pemahaman konsep dari materi
50%

yang dipelajari




3
Interaksi siswa dengan guru
40%



4
Penyelesaian tugas secara
77%

individual




5
Penyelesaian tugas secara
66%

berkelompok



Total Persentase Indikator
65,50%
Keaktifan


Hasil temuan pada siklus I menunjukkan indikator keaktifan siswa yang diukur meningkat menjadi 65,50% yang tertera pada table 2. Namun masih diperlukan perbaikan pada indikator pemahaman konsep dari materi yang dipelajari dan interaksi siswa dangan guru, karena indikator ini berkaitan dengan hasil belajar siswa.

Gambar  2.   Diagram   Persentase  Keaktifan

Siswa Pada Siklus I

Hasil temuan yang diperoleh dari analasis tes kemampuan siswa pada siklus I ditemukan rata-rata ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 58,16% yang masih berada di bawah kriteria ketuntasan minimal ≥ 67,00%. Jumlah siswa yang tuntas sebanyak 14 orang atau 44% dan yang tidak tuntas sebanyak 18 orang atau 56%. Persentase ketuntasan tertinggi 83% dan terendah 11%, hal ini mengindikasikan masih rendahnya pemahaman siswa pada materi jurnal penyesuaian. Berdasarkan hasil tersebut, maka perlu rencana dan pelaksanaan perbaikan



158                                                                         PAKAR PENDIDIKAN. VOL. 10 NO. 2 JULI 2012 (151-162)



terhadap hasil belajar siswa dengan mengulang kembali materi yang belum dipahami dengan menggunakan metode bermain peran.

Siklus II

Kekurangan yang ditemukan pada siklus I perlu rencana dan pelaksanaan perbaikan pada siklus II. Pelaksanaan perbaikan untuk pendalaman materi pada siklus II ini masih menggunakan metode bermain peran (role playing) dengan fokus perhatian pada siswa dengan tingkatan keaktifan rendah dan hasil belajarnya belum tuntas.

Indikator keaktifan yang menjadi fokus perbaikan pada siklus II yaitu pemahaman konsep materi yang dipelajari, interaksi siswa dengan guru dan penyelesaian tugas secara berkelompok. Sementara itu materi yang perlu perbaikan pada siklus II yaitu beban dibayar di muka dicatat sebagai harta dan beban, penyusutan aktiva tetap, dan pendapatan diterima di muka dicatat sebagai pendapatan.

Tahapan kegiatan pada siklus I adalah sebagai berikut: 1) Perencanaan, dengan menyusun RPP, skenario pembelajaran, kelompok yang bermain peran, kelompok pengamat, lembar kerja siswa dan soal tes. 2) Tindakan dan Pengamatan, dilakukan selama empat kali, pertemuan 1, 2, 3 pada tanggal 28 Februari, 2 dan 6 Maret 2012 pengamatan terhadap indikator, dan pada pertemuan

keempat dilaksanakan tes kemampuan pemahaman materi jurnal penyesuaian pada tanggal 12 Maret 2012. 3) Refleksi, dilakukan evaluasi tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus II dengan mengolah hasil pengamatan indikator keaktifan dan menganalisis hasil tes kemampuan siswa.

Tabel   3.    Persentase  Indikator   Keaktifan

Siklus II

No
Indikator/Deskriptor
Persentase





1
Antusias
siswa
dalam
98%

mengikuti pembelajaran




2
Pemahaman  konsep  dari
83%

materi yang dipelajari






3
Interaksi
siswa
dengan
54%

guru






4
Penyelesaian tugas secara
81%

individual






5
Penyelesaian tugas secara
67%

berkelompok






Rara-rata Persentase
76,60%

Indikator Keaktifan








Pada siklus II menunjukkan indikator keaktifan siswa yang diukur sudah meningkat menjadi 76,60% yang tertera pada table 3. Indikator yang menjadi fokus perhatian pada siklus I telah mengalami peningkatan yaitu pemahaman konsep materi yang dipelajari meningkat menjadi 83% dan interaksi siswa dengan guru 54%.

Pada siklus II ditemukan hasil bahwa siswa pada tingkat keaktifan pada kriteria rendah tidak ada lagi atau 0% dan siswa pada kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 59% atau 19 orang dan tingkat tinggi 34% atau 11 orang.



Peningkatan Keaktifan dan Hasil….(Riry Mardiyan) 159






Sangat
6%
Tinggi
34%
Tinggi
59%


Sedang



Gambar  3.   Diagram   Persentase  Keaktifan

Siswa Pada Siklus II

Hasil temuan pada siklus II diperoleh rata-rata ketuntasan hasil belajar siswa sudah meningkat menjadi mencapai 74,94%. Jumlah siswa yang tuntas sebanyak 25 orang atau 78% dan yang tidak tuntas 7 orang atau 22%. Walaupun indikator keberhasilan telah tercapai, namun perlu penuntasan bagi siswa yang tidak tuntas dengan mengadakan program remedial dengan teknik pemberian tugas. Pada akhir pelaksanaan program remedial diadakan tes remedial dengan hasil seluruh siswa mencapai ketuntasan dengan hasil belajar ≥ 67,00%.

Temuan penelitian tindakan kelas dari tahap pra siklus, siklus I dan siklus II telah menunjukkan perubahan pada keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akuntansi materi jurnal penyesuaian dan hasil belajar yang didapat. Penggunaan metode bermain peran (role playing) dalam proses pembelajaran memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa. Jadi hipotesis tindakan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran akuntansi materi jurnal

penyesuaian pada siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 3 Bukittinggi dapat meningkat dengan metode bermain peran (role playing) terpenuhi atau terbukti.

Pembuktian hipotesis tindakan tersebut dilakukan dengan membandingkan hasil temuan yang diperoleh dari tahap pra siklus, siklus I dan siklus II. Dari perbandingan tersebut disimpulkan terjadinya peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa. Perbandingan indikator keaktifan siswa pada tahap pra siklus, siklus I dan siklus II menunjukkan peningkatan untuk setiap indikator yang diukur. Pada tahap pra siklus rata-rata persentase indikator keaktifan 39,71%, pada siklus I meningkat menjadi 65,50% dan pada siklus meningkat lagi menjadi 76,60%.

Tabel 2. Perbandingan Indikator Keaktifan

No
Indikator

Pra
Siklus

siklus



I
II










1
Antusiassiswa
dalam
81%
95%
98%

mengikuti pembelajaran











2
Pemahaman
konsep
dari
9%
50%
83%

materi yang dipelajari











3
Interaksi siswa dengan guru
14%
40%
54%







4
Penyelesaian
tugas
secara
51%
77%
81%

individual















5
Penyelesaian
tugas
secara
43%
66%
67%

berkelompok













Rata-rata persentase indikator
39,71%
65,50%
76,60%








Tingkat keaktifan siswa berdasarkan kriteria pada pra siklus, siklus I dan siklus II mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Persentase siswa pada kriteria



160                                                                         PAKAR PENDIDIKAN. VOL. 10 NO. 2 JULI 2012 (151-162)



sangat tinggi mengalami perubahan yang cukup berarti yang awalnya hanya 13% atau 4 orang pada pra siklus, mengalami peningkatan menjadi 41% atau 14 orang pada siklus I dan 59% atau 19 orang pada siklus II.

Sementara siswa pada kriteria rendah pada tahap pra siklus mencapai 38% atau 12 orang, namun pada tahap selanjutnya memperlihatkan penurunan yang signifikan menjadi 6% atau 2 orang pada siklus I dan 0% pada siklus II. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa dapat diperbaiki dengan menggunakan metode bermain peran (role playing). Hal ini terbukti dengan jumlah siswa pada tingkat rendah 0 atau tidak ada lagi.

pembelajaran bermain peran (role playing) yang dapat meningkatkan daya ingat siswa dan melibatkan siswa secara luas dalam proses pembelajaran.

Ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 44% atau 14 orang pada siklus II terjadi peningkatan sebesar 78% atau 25 orang. Pada siklus II masih terdapat siswa yang tidak tuntas sebanyak 7 orang. Bagi siswa yang tidak tuntas diadakan program remedial dengan teknik pemberian tugas. Dari hasil remedial diperoleh hasil seluruh siswa telah mencapai ketuntasaan hasil belajar ≥ 67.00%. Hasil tersebut menunjukkan indikator keberhasilan penelitian tercapai.






















Gambar 3. Grafik Perbandingan Kriteria Keaktifan Siswa




Perubahan tingkat keaktifan siswa memberikan dampak positif terhadap proses pembelajaran, yaitu siswa mampu memahami materi jurnal penyesuaian dengan baik. Kondisi ini didukung oleh faktor metode


PENUTUP

Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 3 Bukittinggi dengan menggunakan



Peningkatan Keaktifan dan Hasil….(Riry Mardiyan) 161



metode bermain peran telah mampu meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran akuntansi materi jurnal penyesuaian. Hasil temuan ini diperoleh dari pengolahan hasil observasi selama proses pembelajaran berlangsung dan hasil tes kemampuan pemahaman materi jurnal penyesuaian pada akhir pembelajaran. Peningkatan keaktifan siswa tersebut terlihat dari antusias siswa terhadap materi yang dipelajari. Dampak peningkatan ini berpengaruh terhadap ketuntasan hasil belajar siswa yang juga meningkat. Faktor pendorong terjadinya peningkatan hasil belajar ini adalah penggunanan metode bermain peran (role play) yang melibatkan siswa secara luas dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Peningkatan rata-rata persentase indikator keaktifan, pada tahap pra siklus hanya 39,71% dengan kekurangan pada indikator pemahaman konsep dan interaksi siswa dengan guru,setelah dilakukan perbaikan dengan menggunakan metode bermain peran, rata-rata persentase indikator keaktifan pada siklus I meningkat menjadi 65,50% dengan pencapaian yang belum maksimal masih pada indikator pemahaman konsep dan interaksi guru dengan siswa. Maka dilanjutkan pada siklus II dengan hasil rata-rata persentase indikator meningkat menjadi 76,60%. 2) Tingkat keaktifan siswa

pada kriteria sangat tinggi mengalami perubahan yang cukup berarti yang awalnya hanya 13% atau 4 orang pada pra siklus, mengalami peningkatan menjadi 41% atau 14 orang pada siklus I dan 59% atau 19 orang pada siklus II. Sementara siswa pada kriteria rendah pada tahap pra siklus mencapai 38% atau 12 orang, namun pada tahap selanjutnya memperlihatkan penurun yang signifikan pada siklus I menjadi 6% atau 2 orang dan pada siklus II 0% atau tidak ada lagi. 3) Rata-rata ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 58,16% sementara pada siklus II meningkat menjadi 74,94%. Dengan persentase ketuntasan tertinggi pada siklus I hanya 83%, pada siklus II ketuntasan tertinggi sudah mencapai 100%.

Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat mempengaruhi pemahaman terhadap materi yang dipelajari. Jadi semakin aktif siswa dalam proses pembelajaran, maka akan lebih paham dengan materi yang dipelajari. Ketuntasan hasil belajar akan didapat jika siswa mampu terlibat secara luas dalam aktivitas pembelajaran dan berusaha sendiri dalam mengerjakan tugas. Guru hendaknya mampu mempertimbangkan dan menggunakan metode mengajar dengan baik untuk pengembangan potensi siswa. Metode mengajar yang baik tidak hanya menciptakan suasana belajar yang kondusif bagi siswa, tetapi juga mempermudah siswa dalam memahami materi yang dipelajari. Guru juga harus menjadi fasilitator sekaligus



162                                                                         PAKAR PENDIDIKAN. VOL. 10 NO. 2 JULI 2012 (151-162)



menjadi  motivator  bagi   siswanya.  Hal   ini

sangat     diperlukan     dalam     meningkatkan

keaktifan  siswa  dalam  proses  pembelajaran

dan  hasil  belajarnya.  Sekolah  sebagai  suatu

lembaga yang menfasilitasi pemenuhan semua

kebutuhan siswa hendaknya dapat melengkapi

sarana  dan   prasarana  yang   memadai  demi

tercapainya keberhasilan proses pembelajaran

di    kelas,    termasuk    fasilitas    yang    dapat

meningkatkan  keaktifan   dan   hasil    belajar

siswa seperti media pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar,   Syafri.   2009.   Penilaian   Berbasis

Kompetensi.      Padang:        Universitas

Negeri Padang Press.

Arikunto,    Suharsimi.     2002.     Manajemen

Penelitian Edisi Revisi. Jakarta: Bumi

Aksara.

Juniarso, Triman. http://trimanjuniarso.files.wordpress/2008/02 /sistematikfa-dan-penjelasan-ptk. Diakses Tanggal 20 Januari 2012 jam 20:45:10.

Kusumah, Wijaya. 2009. Mengenal Penelitian

Tindakan Kelas. Jakarta : Permata Puri

Media.

Nasution. 2008. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Oemar   Hamalik.   2004.   Pendidikan  Guru

Berdasarkan Pendekatan Kompetensi.

Jakarta : PT Bumi Aksara.

Pusbang Tendik/Badan PSDMP dan PMP-Kemdiknas. http://199.91.152.82/ cfuxkqcixvqg/1oxo84zbaub4012/PEDO MAN+PEMBUATAN+PTK.docx.


Diakses tanggal 14 Januari 2012 jam 21.05:00.

Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Satyasa, I Wayan. http://www.freewebs.com/santyasa/pdf2/PENELI TIAN_ TIDAKAN_KELAS.pdf. Diakses tanggal 15 Januari 2012 jam 20:59:18.

Sudjana,  Nana.  2008.  Dasar-dasar  Proses

Belajar    Mengajar.   Bandung:   Sinar

Baru Algesindo Offset.

Sudjana. 2001. Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah Production

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses

Belajar     Mengajar.     Bandung:     PT

Remaja Rosdakarya.

Trianto.
2009.
Mendesain
Model
Pembelajaran
Inovatif-Progesif.
Jakarta:   Kencana   Prenada
Media
Group.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar