BERDIRINYA TPST BANTAR GEBANG
Anindia Septiani anindia.ndi@gmail.com
Djaka Marwasta marwasta_d@geo.ugm.ac.id
Abstract
Population
growth in cities occurs due to natural population growth and migration.TPST
Bantar Gebang is located in Bekasi has provided employment opportunities for
migrants. Most migrants have low education and they don’t have theskills so
work in informal sector.
Research
area is located in Cikiwul, Ciketing Udik, and Sumur Batu village. Determination
of the respondent with proportional sampling method obtained 91 respondents.
Techniques sampling with simple random sampling. Collecting data through
interviews. Analysis data with cross tabulation and table distribution
frequency relative.
The
results of this research are the reason natives stay around the TPST is due to
follow the family and the reason migrants stay around the TPST is to find job.
The process of living population before and after established of TPST on own
initiative. There are difference the number of migrants and the number of slums
area before and after established TPST in each village.
Keywords : Migrant, Slums Area, Resettlement, TPST Bantar Gebang,
Abstrak
Pertambahan
penduduk di kota terjadi karena pertumbuhan penduduk alami dan migrasi. TPST
Bantar Gebang yang terletak di Kota Bekasi telah memberikan kesempatan kerja
bagi pendatang. Sebagian besar pendatang berpendidikan rendah dan tidak
memiliki keterampilan sehingga bekerja di sektor informal.
Daerah
penelitian terletak di Kelurahan Cikiwul, Kelurahan Ciketing Udik, dan
Kelurahan Sumur Batu. Penentuan responden dengan metode proportional sampling diperoleh 91 responden. Pengambilan sampel
dengan teknik sampling acak sederhana. Pengumpulan data melalui wawancara.
Analisis data dengan tabulasi silang dan tabel distribusi frekuensi relatif.
Hasil dari penelitian ini yaitu alasan penduduk
asli bermukim di sekitar TPST adalah mengikuti keluarga dan alasan pendatang
bermukim di sekitar TPST adalah mencari pekerjaan. Proses bermukim penduduk
sebelum dan setelah berdirinya TPST atas inisiatif sendiri. Terdapat perbedaan
jumlah pendatang dan jumlah permukiman kumuh sebelum dan setelah berdirinya
TPST di tiap kelurahan.
Kata Kunci : Pendatang, Pemukiman, Permukiman Kumuh,TPST Bantar Gebang
391
Pesatnya pertumbuhan penduduk perkotaan disebabkan
oleh pertambahan alami penduduk perkotaan dan adanya migrasi dari satu daerah
ke daerah lainnya.Migrasi penduduk merupakan suatu bentuk respon dari adanya
perbedaan variasi keadaan lingkungan dan kesempatan dengan keadaan dimana
mereka tinggal. Dampak negatif dari migrasi ini disebabkan oleh tidak
seimbangnya peluang untuk mencari nafkah di daerah asal dengan daerah tujuan.
Salah satu tujuan lokasi penduduk bermigrasi adalah
tempat–tempat yang dianggap memiliki daya tarik untuk peluang lapangan
pekerjaan seperti TPST Bantar Gebang. TPST Bantar Gebang terletak di tiga
Kelurahan yang ada di Kecamatan Bantar Gebang yaitu Kelurahan Ciketing Udik,
Kelurahan Sumur Batu dan Kelurahan Cikiwul.
Sejak didirikannya TPST Bantar Gebang tahun 1988,
banyak penduduk dari berbagai daerah yang melakukan migrasi ke TPST Bantar
Gebang. Perubahan penggunaan lahan tidakhanya disebabkan oleh adanya TPST,
tetapi juga disebabkan oleh berkembangnya pusat-pusat perdagangan, pelayanan,
dan jasa di luar TPST Bantar Gebang. Faktor aksesibilitas yang mudah dan dekat
ke pusat Kecamatan Bantar Gebang dan ke pusat Kota Bekasi juga membuat banyak
pendatang bermigrasi ke TPST Bantar Gebang.
Pendatang yang melakukan migrasi
ke TPST Bantar Gebang berasal dari berbagai daerah. Sebagian besar pendatang
yang melakukan migrasi tersebut adalah pendatang yang tidak memiliki
keterampilan dan berpendidikan rendah sehingga banyak dari pendatang tersebut
yang bekerja sebagai pemulung.
Terjadinya krisis ekonomi tahun
1998 mengakibatkan peningkatan migrasi. Adanya migrasi ke TPST Bantar Gebang
menyebabkan permintaan lahan untuk permukiman juga semakin meningkat, sementara
luas lahan kota secara administratif tetap. Dampaknya terjadi pemadatan
bangunan (densifikasi) permukiman, yang berakibat menurunnya kualitas
permukiman. Dengan demikian timbul daerah– daerah permukiman yang kurang layak
huni yang padat, yang selanjutnya disebut sebagai
392
daerah
kumuh.Hal ini yang menimbulkan banyak berdirinya permukiman kumuh di sekitar
TPST Bantar Gebang.
Masalah tersebut menimbulkan beberapa pertanyaan
penelitian sebagai berikut :
Apakahalasanpenduduk bermukim di sekitar TPST
Bantar Gebang?
Bagaimana proses bermukim dan motivasi penduduk
tinggal di permukiman kumuhdi sekitar TPST Bantar Gebang?
Apakah terdapat perbedaan jumlah pendatang dan
jumlah permukiman kumuh sebelum dan setelah TPST Bantar Gebang berdiri di tiap
kelurahan?
Tujuan
dari penelitian ini yaitu :
1. Mengetahui
alasanpenduduk bermukim di sekitar TPST Bantar Gebang
2. Mengidentifikasi
proses bermukim dan motivasipenduduk tinggal di permukiman kumuh di sekitar
TPST Bantar Gebang.
3. Mengetahui
jumlah pendatang dan jumlah permukiman kumuhsebelum dan setelah
TPST
Bantar Gebang berdiri di tiap kelurahan.
Pemukiman
adalah suatu proses untuk menempatkan seseorang atau kelompok tertentu pada
suatu daerah tertentu dengan tujuan untuk bertempat tinggal, pada umumnya
menetap dan sementara pada khususnya. Faktor–faktor yang harus diperhatikan
dalam pemukiman adalah kondisi daerah orang yang akan dipindahkan itu berada
dan daerah dimana orang tersebut akan dipindahkan (Yunus, 2004).
Menurut Poerwadarminta (2006) motivasi adalah
sebab-sebab yang menjadi dorongan tindakan seseorang. Kondisi daerah asal
pendatang yang berbeda-beda dapat menyebabkan adanya perbedaan motivasi.
Motivasi berbeda dengan alasan, alasan merupakan tindak lanjut atau bagian dari
motivasi (Martani, 2006).
Permukiman kumuhmerupakan suatu kesatuan lingkungan
pemukiman tertentu yang terletak di kota besar atau di suatu kota dengan
penduduk yang padat, kebanyakan terdiri dari golongan ekonomi lemah, serta
dengan kondisi fisik, ekonomi, dan fasilitas sosial yang kurang memadai
(Departemen Sosial, 1979). Pengaruh pertambahan penduduk di perkotaan terhadap
kehidupan masyarakat, dapat bersifat positif dan bersifat negatif. Namun lebih
banyak pengaruh
negatif yang timbul seperti pertambahan penduduk. Akibat pertambahan
penduduk ini menyebabkan terbentuknya pemukiman kumuh. Tumbuhnya pemukiman
kumuh merupakan akibat dari urbanisasi dan migrasiyang tinggi.
METODE PENELITIAN
Metode
yang digunakan adalah metode survei yaitu penelitian yang mengambil sampel dari
satu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data yang
pokok (Effendi dan Singarimbun, 1989). Unit analisa dari penelitian ini adalah
rumah tangga.
Daerah penelitian yang dipilih dalam penelitian ini
adalah kelurahanyang termasuk kedalam kawasan TPST Bantar Gebang yaitu
Kelurahan Ciketing Udik, Kelurahan Sumur Batu, dan Kelurahan Cikiwul dengan
pertimbangan hal–hal merupakan kelurahan– kelurahan yang termasuk kedalam
kawasan TPST Bantar Gebang.

g.
Gambar 1.1 Peta Administrasi
DaerahPenelitian
Penentuan lokasi pengambilan sampel dilakukan
dengan cara purposive yaitu Rukun Warga yang berbatasan langsung dengan TPST
antara lain RW 05 pada Kelurahan Ciketing
Udik, RW
01 pada Kelurahan Sumur Batu, dan RW 04 pada Kelurahan Cikiwul. Lokasi tersebut
di pilih dengan alasan lokasi yang mengalami perubahan dengan meluasnya areal
permukiman kumuh setelah berdirinya TPST Bantar Gebang.
Penentuan responden sebagai sampel dilakukan dengan
metode proportionalsamplingyaitu
penentuan sampel berdasarkan jumlah
populasi setiap kelurahan.Besarnya jumlah sampel yang diambil untuk setiap
kelurahan dapat diperoleh dengan rumus Taro Yamane :
n = N N d2 + 1

Keterangan
:
n =
jumlah sampel
N =jumlah populasi yang diketahui d = presisi yang ditetapkan
Hasil perhitungan menggunakan rumus tersebut didapatkan
jumlah sampel di tigakelurahan yaitu 91. Dengan jumlah sampel tiap kelurahan
seperti yang tersaji dalam Tabel1. Pengambilan sampel responden per kelurahan
menggunakan teknik sampling acak sederhana.
Tabel1.Jumlah
Sampel Tiap Kelurahan
|
|
N
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah
|
|
|
Jumlah
|
|
|
Sampel
|
|
|
Sampel
|
|
|
|
|
|
Kel
|
|
|
Lokasi
|
|
|
|
|
|
|
|
pend
|
|
|
|
||||
|
|
o
|
|
|
|
|
|
|
|
KK
|
|
|
Sampel
|
|
|
|
|
pendatang
|
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
asli
|
|
|
|
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1
|
|
Ciketing
|
RW 05
|
570
|
23
|
11
|
12
|
||||||||||||||
|
|
|
Udik
|
|||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
2
|
|
|
Sumur
|
RW 01
|
624
|
25
|
12
|
13
|
|||||||||||||
|
|
|
Batu
|
|||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
3
|
|
Cikiwul
|
RW 04
|
1089
|
43
|
21
|
22
|
||||||||||||||
|
|
|
|
|
Total
|
|
|
|
2283
|
91
|
44
|
47
|







Pengumpulan data primer dengan
wawancara terstruktur, observasi non partisipatif, dan dokumentasi. Pengumpulan
data sekunder dari data monografi Kelurahan Ciketing Udik, Kelurahan Sumur
batu, dan Kelurahan Cikiwul. Data tersebut diolah dan disajikan dalam bentuk
tabel, dan grafik dengan menggunakan program komputer Microsoft Excel, dan SPSS
19.Analisis data menggunakan tabulasi silang dan tabel distribusi frekuensi
relatif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Alasan
Bermukim Menurut Daerah Asal dan Daerah Tujuan
Alasan bermukim merupakan faktor
yang mendorong seseorang untuk tinggal di suatu tempat. Alasan bermukim
penduduk asli dan pendatang yang tinggal di sekitar TPST diantaranya mencari
pekerjaan, mengikuti keluarga, mengikuti jejak teman, dan lainnya.
393
Pemukim di sekitar TPST Bantar
Gebang dengan alasan mencari pekerjaan antara lain berasal dari daerah
Indramayu sebesar 17,49%; Karawang sebesar 8%; Bekasi sebesar 5,58%; Banten,
Lampung, Pandeglang sebesar 1,59%;dan Cianjur, Cikampek, Cilacap, Cirebon,
Gombong, Jakarta, Majalengka, Nganjuk, Palembang, Sukabumi, Sumenep sebesar
0,79%. Berdasarkan Tabel 2 sebagian besar alasan pemukim tinggal di sekitar
TPST Bantar Gebang adalah mencari pekerjaan dengan persentase sebesar 44,54%.
Alasan mencari pekerjaan merupakan alasan terbesar untuk tinggal di sekitar
TPST karena sebagian besar pemukim yang tinggal di sekitar TPST merupakan
pendatang yang sebelumnya tidak memiliki pekerjaan di daerah asal kemudian
mencari pekerjaan di daerah tujuan yaitu di TPST Bantar Gebang.
Pemukim yang tinggal di sekitar TPST dengan alasan
mengikuti keluarga antara lain berasal dari daerah Bekasi sebesar 27,92%,
Indramayu 3,18%, Karawang 1,59%, Magelang 0,79%. Sebagian besar alasan
mengikuti keluarga merupakan alasan dari penduduk asli, karena penduduk asli
yang tinggal di sekitar TPST mengikuti keluarga yang telah tinggal sebelumnya.
Namun ada juga pendatang yang tinggal di sekitar TPST karena alasan mengikuti
keluarga. Pendatang tersebut tinggal di sekitar TPST karena ada keluarga yang
telah tinggal lebih dahulu di sekitar TPST.
Tabel 2 Alasan Bermukim Menurut Daerah Asal dan
Daerah Tujuan
|
Daerah
|
|
|
|
|
Alasan Bermukim
|
|
|
|
|
|||||||
|
Asal dan
|
|
|
|
|
|
|
|
Jejak
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Daerah
|
|
Pekerjaan
|
|
|
Keluarga
|
|
|
|
|
Lainnya
|
|
|
Total
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Teman
|
|
|
|
|
|
|
|||||
|
Tujuan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Bekasi
|
5,58%
|
27,92%
|
0%
|
14,89%
|
48,40%
|
|
||||||||||
|
Indramayu
|
17,49%
|
3,18%
|
2,38%
|
0,79%
|
23,85%
|
|
||||||||||
|
Karawang
|
8%
|
1,59%
|
1,59%
|
0%
|
11,13%
|
|
||||||||||
|
Lampung
|
1,59%
|
0%
|
|
0%
|
|
0%
|
1,59%
|
|
||||||||
|
Majalengka
|
0,79%
|
0%
|
0%
|
0,79%
|
1,59%
|
|
||||||||||
|
Banten
|
1,59%
|
0%
|
0%
|
0%
|
1,59%
|
|
||||||||||
|
Pandeglang
|
1,59%
|
0%
|
0%
|
0%
|
1,59%
|
|
||||||||||
|
Nganjuk
|
0,79%
|
0%
|
0%
|
0%
|
0,79%
|
|
||||||||||
|
Kebumen
|
0%
|
0%
|
0%
|
0,79%
|
0,79%
|
|
||||||||||
|
Cilacap
|
0,79%
|
0%
|
0%
|
0%
|
0,79%
|
|
||||||||||
|
Jakarta
|
0,79%
|
0%
|
0%
|
0%
|
0,79%
|
|
||||||||||
|
Palembang
|
0,79%
|
0%
|
0%
|
0%
|
0,79%
|
|
||||||||||
|
Sumenep
|
0,79%
|
0%
|
|
0%
|
0%
|
0,79%
|
|
|||||||||
|
Magelang
|
0%
|
0,79%
|
0%
|
0%
|
0,79%
|
|
||||||||||
|
Cianjur
|
0,79%
|
0%
|
0%
|
0%
|
0,79%
|
|
||||||||||
|
Gombong
|
0,79%
|
0%
|
|
0%
|
|
0%
|
0,79%
|
|
|
|||||||
|
Sukabumi
|
0,79%
|
0%
|
|
0%
|
|
0%
|
0,79%
|
|
||||||||
|
Medan
|
0%
|
0%
|
0%
|
0,79%
|
0,79%
|
|
||||||||||
|
Cikampek
|
0,79%
|
0%
|
|
0%
|
|
0%
|
0,79%
|
|
|
|||||||
|
Cirebon
|
0,79%
|
0%
|
|
0%
|
0%
|
0,79%
|
|
|||||||||
|
|
|
|
|
Total
|
|
|
|
|
|
|
100 %
|
|
|




394
Pemukim
yang tinggal di sekitar TPST dengan alasan mengikuti jejak teman antara lain
berasal dari daerah Indramayu sebesar 2,38% dan Karawang 1,59%. Alasan
mengikuti jejak teman merupakan alasan pendatang yang tinggal di sekitar TPST
namun ketika panen tiba mereka kembali ke daerah asal dengan kondisi ekonomi
yang lebih baik. Hal ini membuat pendatang yang lain mengikuti jejak teman
mereka yang telah berhasil untuk tinggal di sekitar TPST dan mencari pekerjaan
di TPST.
Pemukim
yang tinggal di sekitar TPST dengan alasan lainnya dari daerah Bekasi sebesar
14,89%, alasannya seperti mencari kehidupan yang lebih baik, asli penduduk
Bekasi, memperbaiki kondisi ekonomi, warisan, dan lokasi rumah agak jauh dari
TPST. Dari daerah Indramayu sebesar 0,79%, alasannya seperti asal daerah yang
kurang produktif. Dari daerah Kebumen sebesar 0,79%, alasannya seperti pindah
kerja. Dari daerah Majalengka sebesar 0,79%, alasannya seperti asal daerah yang
kurang produktif. Dari daerah Medan sebesar 0,79%, alasannya seperti ada proyek
pembuatan jalan.Alasan lainnya bagi penduduk asli dari Bekasi sebagian besar
mereka tinggal di sekitar TPST karena warisan.
Jadi sebagian besar alasan bermukim penduduk asli
adalah mengikuti keluarga. Sebagian besar alasan bermukim pendatang adalah
mencari pekerjaan. Sebagian besar pendatang yang bermukim di sekitar TPST
berasal dari daerah Indramayu. Daerah asal mempengaruhi pendatang untuk
bermukim di sekitar TPST karena daerah asal yang kurang produktif, tidak
memberikan lapangan pekerjaan, dan tidak memberikan harapan bagi penduduknya
membuat penduduk yang tinggal di daerah tersebut memutuskan pindah ke daerah
lain yang lebih memberikan kesempatan kerja. Selain daerah asal, daerah tujuan
yaitu TPST Bantar Gebang Bekasi juga mempengaruhi pendatang untuk bermukim di
sekitar TPST karena daerah tujuan memberikan kesempatan lapangan pekerjaan bagi
pendatang yang mencari pekerjaan di TPST. Ada juga pendatang yang bermukim di
sekitar TPST dengan alasan ada proyek pembuatan jalan, sehingga mengharuskan
pendatang tersebuttinggal di sekitar TPST.
B. Proses Bermukim Penduduk Sebelum dan Setelah
Berdirinya TPST Bantar Gebang B.1. Tahun Tinggal
Waktu proses bermukim penduduk di
sekitar TPST dibagi menjadi dua yaitu sebelum dan setelah berdirinya TPST
Bantar Gebang. Penduduk yang bermukim sebelum dan setelah berdirinya TPST
Bantar Gebang terdiri dari penduduk asli dan pendatang.
Tabel 3
Tahun Tinggal
|
Jenis penduduk
|
|
Tahun Tinggal
|
|
|
|
|
< 1988
|
>= 1988
|
|
|
|
|
|
|
||
|
Penduduk Asli
|
24,2%
|
24,2%
|
|
|
|
Pendatang
|
3,18%
|
48%
|
|
|
|
Total
|
27,38%
|
72,62%
|
|





Penduduk yang tinggal sebelum
berdirinya TPST berdasarkan Tabel 3 sebesar 27,38%. Penduduk yang tinggal
setelah berdirinya TPST sebesar 72,62%. Berdirinya TPST tahun 1988 telah
mendorong sejumlah penduduk terutama pendatang dari luar Kota Bekasi untuk
bermukim di sekitar TPST dengan tujuan mencari pekerjaan.
B.2. Tipologi Pemukiman Sebelum Berdirinya
TPSTBantar Gebang
Berdasarkan Tabel 4 sebagian besar proses bermukim
penduduk asli dan pendatang sebelum TPST Bantar Gebang berdiri dilakukan dengan
prakarsa sendiri sebesar 52,60%. Proses bermukim penduduk asli yang tinggal
sebelum TPST Bantar Gebang berdiri dengan cara lainnya yaitu karena warisan dan
mengikuti saudara dengan persentase sebesar 47,40%.
Tabel 4
Proses Bermukim Sebelum
Berdirinya
TPST Bantar Gebang
|
|
Jenis penduduk
|
|
Proses Bermukim
|
||||
|
|
|
Prakarsa
|
|
|
Lainnya
|
|
|
|
|
|
|
Sendiri
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Penduduk Asli
|
40,58%
|
|
47,40%
|
|
||
|
|
Pendatang
|
12,02%
|
0%
|
|
|||
|
|
Total
|
52,60%
|
47,40%
|
|







Swakarsa
General Treatment (Optional)
Keterangan :
AB :Daerah
asal dengan kondisi tidak kumuh (B) TB :Daerah
tujuan dengan kondisi mirip tidak kumuh (B)
Penduduk yang bermukim sebelum berdirinya
TPST melakukan perpindahan dari daerah asal langsung ke daerah tujuan.Sebelum
berdirinya TPST tidak ada permukiman kumuh sehingga kondisi daerah asal sama
dengan
395
kondisi daerah tujuan yaitu tidak kumuh. Kondisi
yang sama membuat penduduk tidak memerlukan proses adaptasi sehingga perlakuan
yang diberikan adalah perlakuan umum.
B.3. Tipologi Pemukiman Setelah Berdirinya
TPSTBantar Gebang
Berdasarkan Tabel 5 setelah berdirinya TPST proses
bermukim penduduk asli dan pendatang sebagian besar dilakukan dengan prakarsa
sendiri dengan persentase sebesar 81,56%. Proses bermukim penduduk asli dengan
cara lainnya yaitu karena warisan. Penduduk asli menempati rumah dari warisan
orang tuanya. Proses bermukim pendatang dari institusi seperti pabrik dan lainnya
seperti dari saudara.
Tabel 5
Proses Bermukim Setelah
Berdirinya
TPST
![]() |
Jenis
|
|
|
|
Proses Bermukim
|
|
|
||
|
|
|
Prakarsa
|
|
Institusi/
|
|
|
|
|
|
penduduk
|
|
|
|
|
Lainnya
|
|
||
|
|
|
Sendiri
|
|
Perusahaan
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
Penduduk Asli
|
|
20,4%
|
|
0 %
|
|
12,73%
|
||
|
Pendatang
|
61,16%
|
1,2%
|
|
4,51%
|
||||
|
Total
|
81,56%
|
1,2%
|
|
17,24%
|
Sumber : Data Survei Lapangan, 2011
Tipologi pemukiman penduduk yang melakukan
perpindahan lokasi tempat tinggal di sekitar TPST Bantar Gebang dengan kondisi
yang dijadikan acuan adalah kumuh. Tipologipemukiman dari daerah asal ke daerah
antara dan ke daerah tujuan yaitu :
AJTKTK

Swakarsa General
Treatment
Keterangan
:
AJ :Daerah
asal dengan kondisi tidak kumuh (J) TK :Daerah
tujuan dengan kondisi kumuh (K)
TK :Daerah
tujuan dengan kondisi kumuh mirip (K) Penduduk yang bermukim setelah TPST
berdiri melakukan perpindahan dari daerah
asaldengan kondisi tidak kumuh lalu pindah ke daerah antara dengan kondisi
kumuh selanjutnya pindah ke daerah tujuan dengan kondisi kumuh sama seperti
kondisi daerah antara. Kondisi daerah asal yang sama dengan daerah tujuan
karena perpindahan penduduk tersebut masih dalam lingkungan yang kumuh hanya
berbeda kelurahan atau lokasi. Proses bermukim penduduk dari daerah asal ke
daerah antara memerlukan adanya proses adapatasi karena kondisi lingkungan yang
berbeda. Sedangkan proses bermukim penduduk dari daerah antara ke daerah tujuan
tidak memerlukan proses adapatasi karena kondisi lingkungan yang sama.
C.1. Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan
p mukim yang tinggal di
sekitar
TPST berdasarkan Gambar
|
2 sebagian
|
besar adala h
pemulu ng denga
|
persentase
|
sebesar
47,65 %. Penduduk yang bekerja sebag ai
pemulung terdiri
dari
|
penduduk
|
asli sebes
ar
|
|
5, 58% dan
|
pendatang
|
sebesar
42,06%. Ba gi
|
|
pendatang
|
pekerjaan
|
sebagai
|
pemulung
|
m erupakan
s a lah satu m otivasi untuk tinggal di sekitar TPST karena pendatang tersebut
tidak
m emiliki
|
pek erjaan apabila kemb li
|
ke daerah
|
asalnya.
|
Bag i pendudu k
asli jen is
|
pekerjaan
|
bu kan merupakan motiv asi utama untuk tingg al di sekitar TP T.

45,00%
40,00%
35,00%
30,00%
25,00%
20,00%
15,00%
10,00%
5,00%
0,00%


Sumber :Hasil A nalisis, 2011
Gambar 2
Jenis Pekerjaan
C.2. Pendap atan
Pendapatan merupakan salah satu
motiv asi pemukim tinggal di pe rmukiman kumuh. Ba gi
pendatang y ang
sebelumnya
|
ti ak memi
ki
|
||||||
pendapatan
|
d i
|
daerah
|
sal, ketika
pindah dan
|
||||
m endapat
|
pe kerjaan di
|
TPST tentunya akan
|
|||||
m emilih
untu k tinggal di
|
sekitar
|
TPST
|
karena
|
||||
m endapatkan
|
pendapatan
|
dari
|
pekerjaann a.
|
||||
Be
rdasarkan
|
Gambar
|
|
3
|
seb
gian
|
bes ar
|
||
pendapatan
|
|
pendatang
|
|
kurang
|
dari
|
R p.
|
|
1. 000.000. Namun deng an biaya itu pendatang ter sebut ma mpu untuk
mencuku pi kebutuhan hi dupnya.
40,00%

30,00%
25,00%
20,00%
15,00%
10,00%
5,00%
0,00%
< 1.000.0001.
|
000.000 –> 2 .000.000
|
||
2.000.000
|
|||
|
|
Penduduk Asli
|
|
|
|
||
|
|
||
|
|
Pendatang
|
|
|
|
||
|
|
||
S umber
:Hasil Analisis, 201
|
1
|
||
Gambar
|
3 Pendapat
an
|
||
C .3. Lokasi Tempat Kerja
|
|
|
|
|
|||
Lokasi
|
|
tempat
|
bekerja
|
seseor ang
|
|||
m enentukan
|
lokasi
|
tempat
|
tinggal.Pemuk im
|
||||
c enderung
|
emilih
|
te mpat tingg al
|
yang
|
dekat
|
|||
dengan
tempat
|
kerja.
Berdasark n
|
Gambar 4
|
|||||
s
bagian besar
|
pendu duk
|
asli
|
dan pendat
ang
|
||||
lo
kasi temp at
|
kerjan ya
|
berada
|
dalam
|
satu
|
|||
kelurahan, te rutama bag i pendatan g yang bek rja s bagai pe mulung le bih
memilih berte mpat tinggal di sekitar TPST karena jara k rumah y ang dekat
denga tempat kerja.

50,00%
40,00%
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%
|
|
|
|
|
|
|
|
Satu
|
|
Beda
|
Beda
|
Lainnya
|
|||
|
|
||||||
|
Kelurahan
|
Kelurahan
|
Kecamatan
|
||||
|
|
Dalam Satu
Dalam Satu
|
|||||
|
|
Kecamatan
|
Kota
|
|
|
||
|
|
|
|
Pe nduduk Asli
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
|
Pe ndatang
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
||
S umber :Hasil Analisis, 201 1
|
|
|
|
||||
Gam bar
4 Lokas i Tempat K erja
|
|||||||
C .4. Keingi an Untuk Tinggal
|
|
|
|||||
Keinginan
|
untuk
tinggal
|
pendatang dan
|
penduduk asli yang ting gal di sekitar TPST lebih besar diband ing
keingi nan untuk pindah tempat
tinggal.
|
Keinginan
pen datang un uk
|
tinggal di
|
|||
s kitar
|
TPST
|
karena
|
pekerjaan,
dekat
|
den gan
|
|
te mpat
|
kerj a,
|
sudah
|
betah tingg al
|
di
|
sekitar
|
TPST, tidak ada biaya untuk pin dah, tidak ada m odal untuk usaha jika kembali
ke daerah asal. K einginan p enduduk asli untuk tinggal di sekitar
TPST
|
karen
a alasan
|
sudah
|
lam a
|
tinggal di
|
te mpat
|
tersebut,
sudah
|
betah
|
tinggal
|
di tempat
|
te rsebut wal aupun kondisinya tida layak, sem ua keluarga ting gal di
temp at tersebut.
396
50,00%
40,00%
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%

Ya
Pen duduk Asli Tidak




Sumber :Hasil A nalisis, 2011
Gambar 5
Keinginan Untuk Tinggal
C.5. Keterse diaan Sarana
C.5.1. Saran a Pendidikan
Sarana pendidikan merupaka sarana
yang sangat penting untuk meningk atkan mu tu kecerdasan b angsa. Selain itu
saran a pendidikan ju ga penting untuk pe ningkatan sumber daya m anusia. Len
gkapnya s arana pendi dikan di tiga
kelurahan
|
da n
|
jarak yang
terjangkau
|
dengan
|
||
te mpat ting gal
|
pemuk im
|
di s ekitar
|
TP ST
|
||
m empermudah
|
pemukim
|
untuk
|
mendapatkan
|
||
pelayanan
|
pendidikan.
|
Namun
|
kurangnya
|
||
kesadaran
|
masyarakat
|
akan
|
pentingnya
|
||
pendidikan
|
membuat
|
rendahn
ya
|
tingk at
|
||
pendidikan
|
p enduduk
yang tinggal di
|
seki ar
|
|||
TP ST.
|
|
|
|
|
|
Tabel 6 Keberadaan
Sarana Pendidikan
|
No
|
|
Sarana
|
|
Kelurahan
|
Kelurahan
|
Kelurahan
|
|
|
|
Pendidika
n
|
|
Cikiwul
|
Ciketing Udik
|
Sumur
Bat
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
1
|
|
TK
|
|
Ada
|
Ada
|
Ada
|
|
|
2
|
|
TPA
|
|
Ada
|
Ada
|
Ada
|
|
|
3
|
|
SD
|
|
Ada
|
Ada
|
Ada
|
|
|
4
|
|
MI
|
|
Ada
|
Tidak
|
Tidak
|
|
|
5
|
|
SMP
|
|
Ada
|
Ada
|
Ada
|
|
|
6
|
|
MTs
|
|
Ada
|
Tidak
|
Tidak
|
|
|
7
|
|
SMU
|
|
Tidak
|
Ada
|
Tidak
|
|
|
8
|
|
SMK
|
|
Ada
|
Ada
|
Ada
|
|
|
9
|
|
Ponpes
|
|
Ada
|
Ada
|
Tidak
|
|
|
Su mber : Monografi Kelurahan
Ciki wul, Ciketing Udik, dan Sumur Batu,
|
||||||||
Tah un
2011
|
|
|
|
|
|
|||
C.5.2. Saran a Kesehatan
|
|
|
|
|||||
|
|
|
Sarana
|
kesehatan
|
dapat
|
menunjang
|
kesehatan seseorang. Jarak yang te rjangkau ba gi
pemukim untuk mendapatkan fasilitas kesehatan m erupakan s alah satu m otivasi
pe mukim untuk
tin
ggal
|
di
|
sekitar TPST.
|
Nam un
fasilitas
|
||
kesehatan
|
seperti
puskesmas
|
pe mbantu
tidak
|
|||
berjalan
|
seb agaimana
|
mestinya.
|
Hanya di
|
||
puskesmas
|
p embantu
|
Kelurahan
|
Sumur Ba tu
|
||
yang berjalan dengan baik. Pelayanan yang tidak ra mah
dari petugas pus kesmas dan penanganan yang lambat t idak menj adi kendala,
karena biaya pengobatan yang gratis membuat pe nduduk tetap berobat ke p uskesmas
pembantu yang ada di K lurahan Sumur Batu.
397
Tabel7
Keberadaan Sarana Kesehatan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Kelurahan
|
|
|
|
Kelurah an
|
|
|
|
Kelurahan
|
|
|
|
|
No
|
|
|
|
Sarana K sehatan
|
|
|
|
|
|
|
Ciketi ng
|
|
|
|
|
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
Cik iwul
|
|
|
|
|
|
|
Sumur Batu
|
|
|
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Udik
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1.
|
|
|
Puskemas
|
|
|
Ada
|
|
|
Ada
|
|
|
Ada
|
|
|||||||
|
|
|
|
|
Pembantu
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
|
|
|
Rumah B
rsalin
|
|
|
Ada
|
|
|
Tida
|
|
|
Tidak
|
|||||||
3.
|
|
|
|
Klinik
24 jam
|
|
|
Ada
|
|
|
Ada
|
|
|
Ada
|
|||||||
4.
|
|
|
Apotik
|
|
|
Ti ak
|
|
|
Tida
|
|
|
Ada
|
||||||||
5.
|
|
|
|
Pijat
Refl ksi
|
|
|
Ti ak
|
|
|
Ada
|
|
|
Tidak
|
|||||||
6.
|
|
|
Pengobata n
|
|
|
Ti ak
|
|
|
Ada
|
|
|
Tidak
|
||||||||
|
|
|
|
|
Tradision
l
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|







C .5.3. Saran a Transportasi
Tersedianya
|
sarana transportasi di suatu
|
daerah akan
|
mem permudah
aksesibil tas
|
penduduk da lam melakukan aktivitas.
Pendu uk
c enderung
|
mencari tempat
|
tinggal
|
y ang
|
|
lo
kasinya
|
d ekat
|
den gan jalan
|
utama
|
agar
|
m empermudah
|
aksesi biltasnya.
|
Jarak
|
lok asi
|
TPST yang
tidak terlalu jauh dari Kecamatan Bantar Geba ng merupa kan salah satu motiv asi
penduduk un tuk tinggal di sekitar PST.
abel 8
Alat Transport asi
![]() |
|
|
|
|
Alat Tra
|
sportasi
|
|
|
Kel urahan
|
|
|
|
Kelura han
|
|
Keluraha
|
n
|
|
|
|
|
|
No
|
|
|
yang dig
|
unakan
|
|
|
|
|
|
Ciketing
|
|
Sumur
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
Ci kiwul
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||
|
|
|
|
|
Respo
|
nden
|
|
|
|
|
|
Udik
|
|
Batu
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||
|
1.
|
|
|
Sepeda
|
|
|
|
Ya
|
|
Tida k
|
|
Tidak
|
|
||||||
|
2.
|
|
Sepeda M otor
|
|
|
Ya
|
|
Ya
|
|
Ya
|
|
||||||||
|
3.
|
|
Mobil
|
|
|
|
Tidak
|
|
Tida k
|
|
Tidak
|
|
|||||||
|
4.
|
|
Angkutan Umum
|
|
|
Ya
|
|
Ya
|
|
Ya
|
|
||||||||
S
|
5.
|
|
|
Lainnya
|
|
|
|
Ya
|
|
Ya
|
|
Tidak
|
|
||||||
u mber
|
: Data Sur vei Lapangan, 2011
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||||||
D .Jumlah
|
Pendata ng
|
dan
|
|
Jumlah
|
|||||||||||||||
Permukiman Kumuh
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||||
D .1.
|
|
Jum lah
|
Pen atang
|
dan
|
|
Jumlah
|
Permukiman Kumuh Sebelum dan Setelah
Berdirinya TPST Ba ntar Gebang di Tiap K elurahan
Wilayah
Kota Bekasi yang terletak di pinggiran Ibu Kota Jak arta memi iki daya ta rik
te rsendiri
|
ap
alagi dita
|
bah deng n keberad aan
|
||||||
TPST
Banta r Gebang.
|
Selain itu
|
Kota
|
Bek asi
|
|||||
m emiliki
|
k esempatan
|
kerja
|
lebih
|
ban yak
|
||||
dibanding engan
|
kota
|
yang
|
letaknya j
auh
|
|||||
dengan
|
Jakarta.
|
Seba gai
|
|
contoh
|
banyak nya
|
|||
in
dustri sepe rti pabrik
|
di Kota Bekasi membuat
|
|||||||
banyaknya pendatang
|
dari
|
berbagai daerah di
|
||||||
I
donesia bermigrasi
|
ke
|
Kota B ekasi
|
den gan
|
|||||
berbagai
|
tu
juan.
|
Mi
|
rasi
|
ini
|
menimbul kan
|
|||
berbagai
|
ma
salah
|
terh adap
|
peny diaan sarana,
|
|||||
prasarana,
dan lingku
|
gan
|
peru
|
ahan,
|
kar ena
|
||||
tidak
di
|
imbangi
|
deng an
|
|
pengad aan lapan gan
|
||||
pekerjaan y ng memad ai. Akibat nya pendu uk yang berpe ghasilan r endah
aka n menem ati lingkungan permukim n yang sesuai den gan penghasilann ya.
Tabel 9Jumlah Pendatang dan
Jumlah Permukiman Kumuh Sebelum dan Setelah Berdirinya TPST Bantar Gebang di
Tiap Kelurahan
|
|
|
|
|
Pendatang
|
|
|
|
Permukiman Kumuh
|
|
|
|
|
|
||||||||||
|
|
Kel
|
|
|
Sebelum
|
|
|
|
Setelah
|
|
|
Sebelum
Tahun
|
|
|
SetelahTahun
|
|
Total
|
|
|
|||||
|
|
|
|
|
|
|
|
1988
|
|
1988
|
|
|
|
|||||||||||
|
|
|
|
Tahun
|
|
|
|
Tahun
|
|
|
|
|
|
|||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tidak
|
|
|
|
|
TidakKu
|
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
1988
|
|
|
|
1988
|
|
|
Kumuh
|
|
|
|
|
Kumuh
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Kumuh
|
|
|
|
muh
|
|
|
|
|
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
Cikiwul
|
0%
|
|
50,00%
|
0%
|
|
|
0%
|
|
36,36%
|
13,64%
|
100 %
|
|
||||||||||
|
|
Ciketing
|
4,17%
|
45,83%
|
0%
|
4,17%
|
37,50%
|
8,33%
|
100 %
|
|
||||||||||||||
|
|
Udik
|
|
|||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
Sumur
|
3,85%
|
46,15%
|
0%
|
3,85%
|
46,15%
|
|
0%
|
100 %
|
|
|||||||||||||
|
|
Batu
|
|
|
||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|










Pendatang yang ada di Kelurahan Ciketing Udik
sebelum TPST berdiri sebesar 4,17%. Setelah berdirinya TPSTjumlah pendatang
bertambah menjadi sebesar 45,83%dengan jumlah permukiman kumuh sebesar 37,50%.
Sama dengan Kelurahan Cikiwul tidak seluruh pendatang menempati rumah kumuh,
ada 8,33% pendatang yang menempati rumah tidak kumuh (rumah permanen).
Pendatang yang ada di Kelurahan
Sumur Batu sebelum TPST berdiri sebesar 3,85%. Setelah berdirinya TPST jumlah
pendatang bertambah menjadi sebesar 46,15% dengan jumlah permukiman kumuh
sebesar 46,15%. Bertambahnya jumlah pendatang di Kelurahan Sumur Batu diikuti
dengan bertambahnya jumlah permukiman kumuh. Hal ini karena seluruh pendatang
di Kelurahan Sumur Batu menempati rumah kumuh.
D.2.
Jumlah Pendatang dan Jumlah Permukiman Kumuh Sebelum dan Setelah Berdirinya
TPST Bantar Gebang
Sebelum TPST Bantar Gebang
berdiri, sesuai dengan Tabel jumlah pendatang yang ada di kelurahan di sekitar
TPST adalah 2,12% dengan rumah kumuh 0%. Sejak TPST Bantar Gebang berdiri tahun
1988, banyak pendatang yang melakukan migrasi ke Kota Bekasi. TPST Bantar
Gebang memiliki daya tarik bagi pendatang dari luar Kota Bekasi untuk mencari
pekerjaan di TPST.
398
Tabel10 Jumlah Pendatang dan
Jumlah Permukiman Kumuh Sebelum dan Setelah Berdirinya TPST Bantar Gebang
![]() |
|
|
|
|
Pendatang
|
|
|
|
|
Permukiman Kumuh
|
|
|
|
|||||||||
|
|
|
|
|
Sebelum
|
|
|
|
Setelah
|
|
|
|
Sebelum Tahun
|
|
|
Setelah Tahun 1988
|
|
|
||||
|
|
Kel
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1988
|
|
|
|
|
||||||
|
|
|
|
Tahun
|
|
|
|
Tahun
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tidak
|
|
|
|
|
Tidak
|
|
|||
|
|
|
|
|
1988
|
|
|
|
1988
|
|
|
|
Kumuh
|
|
|
|
Kumuh
|
|
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Kumuh
|
|
|
|
Kumuh
|
|
|||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||
|
|
Cikiwul
|
0%
|
|
|
23,40%
|
|
0%
|
|
0%
|
|
17,02%
|
6,38%
|
|
||||||||
|
|
Ciketing
|
1,06%
|
11,70%
|
0%
|
1,06%
|
9,57%
|
2,13%
|
|
|||||||||||||
|
|
Udik
|
|
|||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
Sumur
|
1,06%
|
12,77%
|
0%
|
1,06%
|
12,77%
|
0%
|
|
|
||||||||||||
|
|
Batu
|
|
|
||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Sumber :
Data Survei Lapangan, 2011
Adanya TPST Bantar Gebang mengakibatkan daerah
tersebut cepat dikuasai oleh pendatang yang bermata pencaharian sebagai
pemulung. Adanya krisis moneter tahun 1998 juga menyebabkan peningkatan
migrasi. Jumlah pendatang setelah TPST Bantar Gebang berdiri menjadi 47,87%.
Bertambahnya jumlah pendatang
dari tahun ke tahun yang semakin meningkat juga diikuti dengan jumlah
permukiman kumuh. Jumlah permukiman kumuh setelah berdirinya TPST sebesar
39,36% yang disebabkan oleh banyaknya pendatang yang menempati rumah kumuh.
Jumlah pendatang yang terus meningkat dari tahun ke tahun harus diimbangi
dengan penyediaan lapangan pekerjaan agar pendatang yang bermigrasi ke Kota
Bekasi tidak bekerja sebagai pemulung yang akan berdampak pada penambahan
permukiman kumuh.
KESIMPULAN
1.
Alasan penduduk asli bermukim di
sekitar TPST adalah mengikuti keluarga. Alasan pendatang bermukim di sekitar
TPST menurut daerah asal adalah mencari pekerjaan karena daerah asal yang
kurang produktif. Alasan pendatang bermukim ke TPST karena TPST memberikan
kesempatan lapangan pekerjaan dan karena ada proyek pembuatan jalan sehingga
mengharuskan untuk tinggal di sekitar TPST.
2. Proses
bermukim penduduk sebelum dan setelah berdirinya TPST adalah atas prakarsa
sendiri. Terdapat perbedaan tipologi pemukiman antara sebelum dan setelah
berdirinya TPST. Sebelum berdirinya TPST tidak terdapat permukiman kumuh.
Semakin banyaknya pendatang yang bermigrasi dan tinggal di sekitar TPST
menyebabkan semakin berkembangnya permukiman kumuh.
3.
Motivasi pemukim tinggal di
sekitar TPST adalah jenis pekerjaan, pendapatan, lokasi
tempat kerja, keinginan tinggal dan ketersediaan
sarana. Motivasi pendatang untuk tinggal di sekitar TPST adalah karena
pekerjaan sedangkan motivasi penduduk asli untuk tinggal di sekitar TPST karena
sudah lama tinggal di tempat tersebut.
4.
Terdapat perbedaan jumlah
pendatang dan jumlah permukiman kumuh sebelum dan setelah berdirinya TPST di
tiap kelurahan.Jumlah pendatang sebelum TPST Bantar Gebang berdiri 2,12%.
Sebelum TPST Bantar Gebang berdiri tidak terdapat permukiman kumuh. Berdirinya
TPST Bantar Gebang menjadi salah satu daya tarik bagi pendatang dari luar Kota
Bekasi untuk mencari pekerjaan di TPST. Setelah TPST Bantar Gebang berdiri
jumlah pendatang bertambah menjadi 47,87%. Bertambahnya jumlah pendatang
diikuti dengan jumlah permukiman kumuh sebesar 39,36%, karena sebagian besar
pendatang bekerja sebagai pemulung dengan penghasilan rendah sehingga banyak
pendatang yang mengontrak rumah kumuh di sekitar TPST.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen
Pekerjaan Umum. 1999. Identifikasi
Kawasan Kumuh. Jakarta:Direktorat
Jendral
Cipta Karya Departemen PU.
Departemen Sosial. 1989. Laporan Hasil Penelitian
Tentang Permasalahan Pelayanan Kesejahteraan Sosial di Daerah Slum, Squatter,
dan di Daerah Sekitar Pemusatan Industri atau Pertambangan. Jakarta: Departemen Sosial
Direktorat Jenderal Perumahan dan Permukiman,
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. 2002. Petunjuk Operasional Penilaian
Tingkat Kekumuhan.
Effendi,
Sofian dan Singarimbun, Masri. 1989.
Proses
Analisa Data dalam Sofian Effendi (ed). Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.
Gerungan, W.A. 1977. Psikologi Sosiologi.
Bandung:
Eresco.
Kamus Tata Ruang. 1997. Direktorat Jenderal Cipta
Karya Departemen Pekerjaan Umum.
Khomarudin. 1997. Menelusuri Pembangunan Perumahan
dan Permukiman. Jakarta: Yayasan
Realestat Indonesia-PT.Rakasindo.
Martani, Tita. 2006. Motivasi Penduduk Dalam
Menentukan Lokasi Tempat Tinggal di Daerah Pinggiran Kota (Urban Fringe Area)
Studi Kasus di Desa Caturtunggal Kecamatan Depok Kabupaten Sleman.Skripsi. Yogyakarta: Universitas Gadjah
Mada.
Monografi Kelurahan. 2009. Laporan
Penyelenggaraan Kinerja Kelurahan
Sumur Batu Kecamatan Bantar
Gebang
Kota Bekasi.
Poerwadarminta, W.J. S. 1985. Kamus Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Prihantini, Asih. 2009. Alasan Penduduk
Pendatang Menetap di Pinggiran Kota
(Kasus di Desa Sinduadi, Kecamatan
Mlati, Kabupaten Sleman).Skripsi.
Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada.
Pryor, J Robin. 1979. Migration and
Development in South-East Asia A
Demographic Perspective. New York:
Oxford
University Press.
Romeon, Kumalasari. Perpindahan Lokasi Permukiman
Pengungsi Pasca Konflik Sosial.Skripsi.
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Sadyohutomo, M. 2008. Manajemen Kota dan Wilayah. Bumi Akasara. Jakarta.
Saroyo, Suharno. 1991. Modul Pendampingan
Sosial Program Pemberdayaan Fakir
Miskin Melalui Mekanisme Bantuan
Langsung Pemberdayaan Sosial
(P2FM-
BLPS). Jakarta: Direktorat Jendral
Pemberdayaan
Sosial.
Siswono, Yudohusodo, et,al. 1991. Rumah Untuk Seluruh Rakyat. Jakarta.
Supartini. 2003. Pertumbuhan Pemukiman Liar Tahun
1990-2000 di Kelurahan Sungai Harapan Kecamatan Sekupang Batam dan Upaya
Perencanaan Pemecahannya.Skripsi.
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Titus, Milan J. 1982. Migrasi Antar Daerah di Indonesia(Seri Terjemahan No.12). Yogyakarta: PPK-UGM.
399
Whynne-Hammond,
Charles. 1979. Elements of Human Geography. London: George Allen Uwin Population Movement.
Winoto, Gatot. 2006. Pola Kemiskinan di Permukiman
Nelayan Kelurahan Dompak Kota Tanjungpinang.Tesis.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Yulianti, Christiana. 2000. Studi Partisipasi
Masyarakat Permukiman Nelayan di Tambak Lorok Semarang.Tugas Akhir. Semarang: Universitas Diponegoro.
Yunus, Hadi Sabari. 2000. Pembangunan Permukiman Kumuh
di Indonesia : Mencari Solusi Praktis Untuk Permukiman Kumuh. Seminar
Membangun Masyarakat Indonesia Masa
Depan Memasuki Millenium III. Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM.
________________. 2004. Bahan Kuliah dalam Permukiman
Perkotaan. Yogyakarta: Fakultas
Geografi. Universitas Gadjah Mada.
________________. 2005. Manajemen Kota: Perspektif Spasial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
400
Tidak ada komentar:
Posting Komentar